Jakarta - 29 April, 5 - 6 Mei 2025 BEM Fakultas Ilmu Komputer telah menyelenggarakan workshop yang bertujuan untuk menginspirasi guru-guru Taman Kanak-kanak (TK) agar dapat menjadi konten kreator yang kreatif dan efektif, khususnya dalam ranah branding sekolah melalui media sosial. Di pandu oleh Rizka Mahardika Iswari, A.Md selaku pemateri.
Workshop ini dimulai dengan analisa mendalam mengenai branding media sosial untuk TK, mengidentifikasi karakteristik audiens utama yaitu orang tua berusia 25 _ 40 tahun (milenial dan Gen Z awal) yang memprioritaskan keamanan, kenyamanan, serta perkembangan karakter anak. Kebutuhan emosional audiens yang mencari kepastian akan pengasuhan dan pendidikan berkualitas tinggi juga menjadi fokus. Instagram dan Facebook diidentifikasi sebagai platform utama, didukung oleh WhatsApp untuk komunikasi, dan TikTok untuk peningkatan awareness.
Selanjutnya, materi bergeser pada peran media sosial dalam konteks pendidikan, menekankan bahwa media sosial adalah "wajah pertama" sekolah di mata calon orang tua. Branding yang efektif melalui media sosial bertujuan untuk menampilkan sekolah sebagai tempat yang aman, menyenangkan, dan mendidik, dengan tujuan utama menarik calon siswa, menumbuhkan kepercayaan, dan memperkuat identitas sekolah. Unsur-unsur branding esensial seperti logo, warna, motto/tagline, dan visual ditekankan sebagai fondasi identitas digital. Tren umum media sosial dalam pendidikan, seperti visual storytelling, authenticity, interaktivitas, short-form content, dan edu-tainment, juga dibahas sebagai strategi konten yang efektif.
Hari berikutnya difokuskan pada penentuan ide konten yang strategis. Pentingnya perencanaan dan konsentrasi dalam pembuatan konten ditekankan, mengingat konten yang menarik akan menghasilkan engagement tinggi dan menjadi jembatan ke audiens. Tujuan konten harus jelas, baik itu untuk edukasi, hiburan, promosi, atau inspirasi, dengan rumus 3E + 1P (Edukasi, Entertainment, Engagement, Promosi) sebagai panduan. Tips praktis seperti konsistensi, penggunaan visual menarik, caption personal dan relevan, serta pemanfaatan fitur media sosial juga diberikan. Rekomendasi waktu posting ideal turut dibagikan untuk mengoptimalkan jangkauan.
Secara keseluruhan, workshop ini menyimpulkan bahwa personal branding bagi sekolah melalui media sosial adalah proses krusial untuk membangun identitas di mata publik. Dengan memanfaatkan Canva dan Instagram sebagai alat utama, serta menerapkan konten yang konsisten dan inovatif, guru-guru diharapkan dapat membangun citra sekolah yang positif dan modern. Ditekankan bahwa setiap langkah kecil dalam kreativitas dan upaya branding ini membawa perubahan besar dalam memperkenalkan dan mempromosikan sekolah. (AAD/NOZ)