BEM USM Resmi Bentuk Satgas Penanganan Kekerasan, Wujudkan Kampus Aman dan Inklusif
bem

BEM USM Resmi Bentuk Satgas Penanganan Kekerasan, Wujudkan Kampus Aman dan Inklusif

Admin Jun 24, 2025 23:44 11
BEM USM Resmi Bentuk Satgas Penanganan Kekerasan, Wujudkan Kampus Aman dan Inklusif

Jakarta, 23 Juni 2025 - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Saintek Muhammadiyah (BEM USM) Jakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan inklusif bagi seluruh civitas akademika. Melalui inisiatif strategis, BEM USM resmi membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi yang bertugas untuk mencegah dan menangani berbagai bentuk kekerasan di lingkungan kampus, termasuk kekerasan fisik, psikis, dan seksual.

Presiden Mahasiswa BEM USM Jakarta, Radityo Satrio, menyampaikan bahwa pembentukan satgas ini merupakan bentuk tanggung jawab moral sekaligus langkah nyata untuk menghadirkan perlindungan maksimal bagi seluruh mahasiswa. "Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi mahasiswa. Sudah semestinya kita bersama-sama menciptakan ruang aman dari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, seksual, berbasis gender, maupun disabilitas," ungkap Radityo.

Satgas Penanganan Kekerasan ini memiliki tiga fokus utama, yakni edukasi, advokasi, dan pencegahan. Dalam aspek edukasi, satgas akan rutin memberikan penyuluhan serta kampanye kesadaran tentang bentuk-bentuk kekerasan dan pencegahannya. Di sisi advokasi, satgas siap mendampingi korban yang mengalami kekerasan untuk mendapatkan hak-haknya secara adil. Sementara dari sisi preventif, satgas berkomitmen membangun budaya kampus yang saling menghargai dan bebas dari kekerasan.

Proses rekrutmen anggota satgas dilakukan secara terbuka dengan seleksi ketat guna memastikan hanya individu berintegritas, berwawasan, dan bebas dari rekam jejak kekerasan yang bergabung. "Kami ingin memastikan bahwa anggota satgas bukan hanya memiliki komitmen moral, tetapi juga kompetensi dalam menangani isu-isu sensitif ini secara profesional dan empatik," tambah Radityo.

Dengan adanya Satgas Penanganan Kekerasan, BEM USM Jakarta berharap seluruh mahasiswa dapat merasakan keamanan dalam beraktivitas, mengembangkan diri, dan mencapai prestasi di lingkungan kampus tanpa adanya rasa takut akan kekerasan atau diskriminasi.

Langkah progresif ini mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen kampus serta menjadi contoh konkret bagaimana mahasiswa dapat berperan aktif menciptakan budaya kampus yang sehat, adil, dan berdaya. (NNA)