Abstrak: Cloud Storage merupakan beberapa sistem virtual yang ada dalam 1 PC server fisik, dan server virtual ini bisa menjalankan bermacam-macam fungsi server yang berbeda, misal fungsi server DNS, server Oracle, dan server 2 lainnya, jadi hemat tempat, dan listrik, serta hardware-nya jadi semakin sedikit karena 1 server bisa menjalankan bermacam-macam server yang berbeda dan itu terpisah. Ada banyak layanan cloud yang sering para pengguna online manfaatkan seperti own cloud, google drive, dropbox, dan lainnya. Pada kasus ini penulis mencoba menerapkan ke dalam e-learning. Seperti yang diketahui bahwa e-learning merupakan sistem pembelajaran yang menggunakan teknologi khususnya web, dimana media penyimpanan ada dalam sebuah wadah server dengan kapasitas tertentu. Banyaknya provider yang memberikan penawaran kepada lembaga pendidikan untuk menyediakan jasa penyimpanan yang cukup memakan biaya tinggi membuat proses menjadi terkendala. Pada akhirnya elearning sendiri tidak berjalan secara maksimal. Dengan penelitian ini, akan memberikan sebuah jawaban yaitu dengan hasil perancangan yang disesuaikan dengan kondisi dan requirement yang ada pada lembaga pendidikan tersebut, diharapkan tidak menghambat kinerja performa e-learning yang mereka miliki. Beberapa faktor yang diujikan nantinya adalah dari sisi akurasi, kecepatan akses, kapasitas, keamanan, dan berujung pada efektifitas biaya yang dibandingkan dengan provider tawarkan.
Kata Kunci: Implementasi, Cloud, Server, E-Learning
Metode yang digunakan adalah metode Incremental.Yang dimaksud dengan model incremental adalah âThe incremental build life cycle model provides for progressive development of operational software, with each release providing added capabilitiesâ. Incremental model merupakan metode dimana produk didesain, diimplementasikan, dan diuji secara bertahap (setiap modul akan ditambahkan bertahap) hingga produk selesai [2].
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini telah dibangun dengan teknik pengembangan sistem menggunakan model incremental yang merupakan model dengan manajemen sederhana, yaitu terdiri dari tahapan requirement, spesification, architecture design, code dan test, sehingga cocok untuk diterapkan dengan pembangunan sistem yang berbasis website. Pada penelitian ini telah dijelaskan bagaimana Cloud Storage terbentuk. Terdapat empat tahapan, yaitu: pengecekan ketersediaan sumber daya, pengecekan ketersediaan image untuk server, running instance dan terminate instance. Hasil uji diperoleh data hasil uji terhadap fungsionalitas sistem menunjukkan bahwa cloud yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna; untuk uji kinerja sistem, efisiensi diperoleh pada parameter setup time yaitu 23.33 menit lebih cepat dibandingkan sistem non cloud. Untuk ability dapat menyediakan 4 server virtual sementara sistem non cloud hanya 2 server; dan access area yang lebih luas. IaaS yang dibangun memiliki kekurangan pada respon time yaitu 2.33 detik lebih lambat dibandingkan sistem non cloud dan package install yang kurang fleksibel karena harus selalu terkoneksi repository internet.
Saran: Untuk penelitian selanjutnya, perlu dikembangkan layanan IaaS untuk web hosting, storage service, disaster recovery and backup service, serta networking service; fleksibilitas akses dengan menggunakan Wireless Local Area Network (WLAN); serta penambahan fitur akses Virtual Private Network (VPN) untuk mengelola hak akses. Eksperimen selanjutnya sangat dimungkinkan untuk dilakukan pada sektor yang lain seperti pada sektor industri atau pada lembaga pemerintahan.
Referensi:
Santiko, I., Rosidi, R., & Wibawa, S. A. (2017). Pemanfaatan private cloud storage sebagai media penyimpanan data E-lEarning pada lembaga pendidikan. JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, 10(2). doi:10.15408/jti.v10i2.6202