Setelah berdamai dengan waktu pelaksanaan diklat Pekerti yang berlangsung full day selama seminggu dan harus on camera, akhirnya kegiatan tersebut tuntas juga.
Setelah melewati dua puluh satu tahun dari tanggal SK saya sebagai dosen tetap di STMIK Muhammadiyah Jakarta, akhirnya saya belajar lagi bagaimana seharusnya menjadi pengajar (dosen). Yup, pertengahan Januari lalu tepatnya tanggal 24-29 Januari saya mengikuti diklat Pekerti (Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional). Sekedar info, salah satu syarat wajib sertifikasi dosen adalah mengikuti diklat Pekerti ini dan diklat AA (Applied Approach). Keduanya adalah program pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional dosen. Penyelenggara diklat yang saya ikuti adalah yang diadakah oleh unit Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) Universitas Pasundan. Diklat Pekerti batch ke-7 ini diikuti oleh sekitar 300-an dosen dari hampir seluruh wilayah Indonesia dan diselenggarakan secara online/daring.
Setelah menerima
undangan bimbingan teknis yang dilampiri jadwal kegiatan, tertulis jadwalnya
memang sangat sangat padat. Diklat dilakukan dengan 2 metode. Sinkronus atau
tatap muka via zoom dan berdiskusi dengan pemateri, dan asinkronus yaitu
mengerjakan tugas dari setiap mata latih yang diberikan. Kegiatan sinkronus
dimulai pukul 07.00 atau pukul 08.00 dan berakhir pukul 17.30 atau pukul 18.00.
Sedangkan kegiatan asinkronus terjadwal dari pukul 19.00-22.00 bahkan hingga
pukul 04.00! (Alhamdulillaah, ternyata gak sampai selama itu. Yang penting tugas dikumpulkan sebelum batas waktu berakhir).
Dan sesuai arahan pada saat bimbingan teknis, bahwa selama kegiatan diklat berlangsung, peserta harus aktif berinteraksi melalui Learning Management System (LMS) yang bisa diakses peserta dengan username dan password yang telah diberikan. Di dalam LMS, sudah tersedia pula materi dari setiap mata latih berikut tugas, review pemateri, presensi, pretest, post test dan forum diskusi yang harus diikuti atau direspon oleh peserta. Dan untuk memenuhi kriteia lulus, peserta harus memperoleh nilai minimal 70.
Kemudian di hari terakhir diklat pekerti adalah kegiatan peer-teaching, dimana setiap kelompok berisi 10 peserta yang mempresentasikan cara dan teknik mengajar di kelas menggunakan media pembelajaran yang telah dibuat dengan mengikuti teori dan penugasan selama diklat. Dan di hari terakhir itu pula kami harus mengikuti post test yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan pre test dalam bentuk soal pilihan ganda.
Dalam diklat tersebut terdapat 15 mata latih yang kami pelajari. Beberapa diantaranya setelah selesai sesi mata latih berakhir dengan tugas. Setiap tugas yang telah di-submit dalam LMS, pada hari berikutnya akan muncul nilainya. Dari enam tugas yang diberikan, buat saya dua tugas terakhir yang cukup melelahkan. Mungkin karena eskalasi keletihan selama mengikuti diklat dan due date yang singkat, jadi tanpa bermaksud asal-asalan, akhirnya tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan semangat pengen cepet-cepet istirahat aja :-)